Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No.127, Kebomas, Randuagung, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121

(031) 3981990

Pemanduan Trip Perjalanan

Pemanduan Trip Perjalanan Bus Wisata Heritage Bandar Grissee

Selamat datang di Bus Wisata heritage Bandar Grissee, Disini kita akan menikmati perjalanan seru mengelilingi kawasan wisata heritage Bandar Grissee di kota gresik. Kawasan ini menjadi keberagaman budaya dan toleransi dengan 3 kawasan beragam etnis yaitu kampong arab, pecinan dan kolonial. Terletak di 7 ruas jalan kelurahan dan desa (Gapurosukolilo, Pekauman, Bedilan, Pulopancikan, Kebungson, dan Pekelingan) Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Bandar grissee masih mempertahankan sebagian besar warisan sejarah dan budayanya. Kita akan melihat bangunan- bangunan bersejarah era kolonial dan pecinan yang sebentar lagi kita saksikan bersama, kita mulai dari:

Welcome to the Bandar Grissee Heritage Tourism Bus, we will enjoy an exciting journey around the Bandar Grissee Heritage tourism area in Gresik City. This area is cultural diversity and tolerance with 3 ethnically diverse area namely Arab Village, China and Colonial. It is located in 7 village road and villages (Gapurosukolilo, Pekauman, Bedilan, Pulopancikan, Kebungson, dan Pekelingan) Gresik districk, Gresik Regency, East Java. Bandar Grisse still keeps a lot of its history and culture.We'll take a look at the colonial-era historical buildings and Chinatowns, which we’ll see together soon. Let’s start with:

  1. Pudak Galeri

                             

Pudak Galeri beroperasi sejak tahun 2017. Pudak galeri adalah pusat pameran produk unggulan dan kuliner di Gresik. Tempat ini juga menjadi titik kumpul penumpang Bus Wisata Bandar Grisse. Dengan suasana yang tertata rapi, Pudak Galeri menawarkan lebih dari 500 produk dari 180 UMKM, mulai dari fashion, kerajinan, hingga kuliner. Selain itu, tersedia fasilitas pelayanan publik, termasuk area parkir dengan kapasitas untuk 20 mobil dan sepeda, menjadikannya destinasi ideal bagi warga yang mencari produk-produk unggulan khas Gresik.

Pudak Gallery has been opened  since 2017. Pudak Galeri is an exhibition center for superior products and culinary in Gresik. This place is also a meeting point for passengers of the Bandar Grisse Bus Tour. With its neat and organized vibe, Pudak Gallery offers over 500 products from 180 MSMEs (Micro, Small and Medium Enterprises), including fashion, crafts, and food. In addition, it has public service facilities, like a parking area for 20 cars and bikes, making it a great spot for locals to find excellent Gresik products.

  • Alamat :Jl. Pahlawan No.26 Tlogobendung Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Makam Malik Ibrahim

 

Makam Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim terletak di jantung kota Gresik. Dekat dengan alun-alun Gresik dengan jarak tempuh sekitar 200 meter. Perjalanan menuju makam dapat dilakukan dengan berjalanan kaki.  Syech Maulana malik Ibrahim dianggap pertama kali menyebarkan islam di tanah Jawa. Kompleks makam Maulana Malik Ibrahim dikelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum. Bangunan makam memiliki ciri khas yang khusus yaitu dapat dilihat dari batu makam yang bergaya dari Gurajat.

The tomb of Sunan Gresik, or Maulana Malik Ibrahim, is located in the heart of Gresik city, just about 200 meters from the Gresik square. You can easily walk to the tomb. Sheikh Maulana Malik Ibrahim is considered the first to spread Islam in Java. The tomb complex is surrounded by family and public graves. The tomb building has a unique style, which can be seen from the gravestone design that has a Gujarat influence.

 

  • Alamat: Jl. Malik Ibrahim No.52-62, Gapuro Sukolilo Kec. Gresik (MAP)
  1. Makam K.T. Pusponegoro

     

Beralih ke Makam Pusponegoro, tempat peristirahatan seorang bupati legendaris Gresik yang berperan penting dalam perkembangan wilayah ini. Pusponegoro adalah Buapati pertama di Kota Gresik. Kyai Tumenggung (K.T.) Poespone­goro adalah Bupati Gresik yang perta­ma. Beliau menjabat Bupati pertama di Gresik 1669-1732 M, beliau wafat dan di­ makamkan di komplek makam Gapuro Sukolilo. Pada komplek Makam Gapuro Sukolilo juga terdapat makam antara lain Tumenggung Ario Negoro, Kyai Tu­ menggung Djojodiredjo dan Kyai Tu­menggung Soeronegoro dan kerabat lainnya. Makam ini sebenarnya disebut komplek makam Asmarataka, tetapi sekarang lebih lazim disebut komplek makam Poesponegoro. Pada komplek pemakaman ini ter­dapat tiga pintu masuk, yaitu Padurak­sa I (Timur). Paduraksa II atau tabir timur dan Paduraksa Utama, tepat di depan cungkup makamnya dengan dua baris tulisan berhuruf arab di atas, dan dua baris tulisan dengan aksara Jawa di bawahnya. Lalu sebaris tulisan berhuruf latin berbunyi Makam Poespo Negoro.Makam ini dikelilingi oleh arsitektur yang sederhana namun sarat dengan makna sejarah. Makam pusponegoro ini cukup unik dengan adanya berbagai relief, ratusan makam, cungkup makam, prasasti dan sebagainya. Pusponegoro dikenang sebagai pemimpin yang bijaksana dan berjasa dalam memajukan Gresik sebagai daerah strategis di pesisir utara Jawa. Selain itu makam ini berada di kompleks makam seakan membawa kita pada keindahan dan peradaban Jawa pada masa lampu.

Let's move on to the Pusponegoro Tomb, the resting place of a legendary regent of Gresik who played an important role in the development of this area. Pusponegoro was the first regent of Gresik. Kyai Tumenggung (K.T.) Pusponegoro served as the first regent of Gresik from 1669 to 1732, he passed away and was buried in the  GapuroSukolilo tomb complex. The Gapuro Sukolilo tomb complex also contains the tombs of figures such as Tumenggung Ario Negoro, Kyai Tumenggung Djojodiredjo, Kyai Tumenggung Soeronegoro, and other relatives. This tomb is actually called the Asmarataka tomb complex, but now it’s more commonly referred to as the Pusponegoro tomb complex. The complex has three entrances: Paduraksa I (East), Paduraksa II or the easttabir, and the main Paduraksa, right in front of the tomb structure with two rows of Arabic inscriptions above and two rows of Javanese script below, followed by a Latin inscription that reads “MakamPusponegoro.” The tomb is surrounded by simple architecture, yet it’s full of historical meaning. The Pusponegoro tomb is quite unique with various reliefs, hundreds of tombs, tomb structures, inscriptions, and more. Pusponegoro is remembered as a wise leader who helped develop Gresik as a strategic area on the northern coast of Java. Additionally, the tomb complex’s surroundings seem to bring us to the beauty and civilization of Java from the past.

  • Alamat: Jl. Malik Ibrahim, Gapuro Sukolilo Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  • Jam Operasional : Buka setiap hari 24 jam
  1. Masjid Jami' Gresik

Masjid Jami' Gresik, atau Masjid Alun-Alun Gresik, merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang didirikan pada abad ke-15 oleh Nyai Ageng Pinatih di Kelurahan Pekauman, Gresik. Awalnya, masjid ini dibangun pada tahun 1458 di Kelurahan Kebungson saat Nyai Ageng Pinatih menjabat sebagai Syahbandar Pelabuhan Timur Kerajaan Majapahit. Setelah terbakar, masjid ini dipindahkan dan diperluas oleh Sunan Ma ulana Malik Ibrahim untuk menampung jamaah yang semakin banyak. Arsitektur masjid ini mencerminkan perpaduan budaya Jawa dan Islam, dengan ukiran kayu dan batu yang indah, dan menjadi simbol perkembangan Islam di Gresik.

The Gresik Jami' Mosque, or the Square Gresik Mosque, is one of the oldest mosques in Indonesia, built in the 15th century by Nyai Ageng Pinatih in the Pekauman village, Gresik. Originally, the mosque was constructed in 1458 in the Kebungson village when Nyai Ageng Pinatih served as Syah Bandar of the Eastern Majapahit Kingdom. After it was burned down, the mosque was relocated and expanded by Sunan Maulana Malik Ibrahim to accommodate the growing number of worshippers. The mosque’s architecture reflects a blend of Javanese and Islamic culture, with beautiful wood and stone carvings, and it has become a symbol of the spread of Islam in Gresik.

  • Alamat :Jl. KH. Wachid Hasyim No.6, Pekauman, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Alun-Alun Gresik

    

Kita tiba di Alun-Alun Gresik, pusat keramaian dan kehidupan masyarakat Gresik. Alun-alun ini adalah tempat berkumpulnya warga untuk bersantai, berolahraga, dan merayakan berbagai acara tradisional. Di sekelilingnya, terdapat landmark penting seperti Gedung DPRD dan berbagai pedagang UMKM yang menyajikan berbagai jajanan dan kuliner. Alun-Alun merupakan karisedenan budaya. Di masa lampau, alun-alun ini dipakai sebagai tempat pertemuan antara rakyat dengan bupati yang memimpin Gresik. Ada esensi kesakralan dalam tempat ini, di mana rakyat biasa harus memakai pakaian dan penutup kepala putih saat akan menghadap bupati. Pada era kolonial fungsi tersebut bergeser, di mana Alun-Alun Gresik menjadi tempat parade militer pasukan Belanda.Sejak direnovasi pada tahun 2017, alun-alun ini menyajikan suasana yang berbeda, lokasinya lebih nyaman untuk berbagai aktivitas.Alun-Alun Gresik sebelum mengalami renovasi hanyalah lapangan luas dengan pepohonan.

We havearrived at Alun-Alun Gresik,the bustling center of Gresik community life. This square is a popular gathering place for locals to relax, sport, and celebrate various traditional events. Surrounding it are important landmarks such as the DPRD building and various MSMEs (Micro, Small and Medium Enterprises)offering a wide range of snacks and cullinary. The square is cultural cent. In the past, it was used as a meeting place between the people and the regent who led Gresik. There was a sense of sacredness in this place, where common people had to wear white clothing and head coverings when meeting the regent. During the colonial era, the function of the square shifted, becoming a place for military parades by the Dutch forces. After its renovation in 2017, Alun-Alun Gresik offers a new atmosphere, with a more comfortable location for various activities. Before the renovation, it was just a large field with trees.

  • Alamat: Jl. KH. Wachid Hasyim Bedilan, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Gedung DPRD Kab Gresik

Berdasarkan hasil wawancara dengan Oemar Zainuddin, gedung Gedung DPRD Gresik (sekarang) merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda. Pada awalnya, fungsi gedung tersebut adalah alasan kepentingan militer, yakni sebagai asrama militer tentara Belanda. Sejak masuknya penjajahan Jepang, 1942, gedung tersebut kemudian juga digunakan sebagai markas tentara Jepang. Nampaknya seiring dengan perpindahan kekuasaan politik di Gresik, fungsi bangunan tersebut tetap sama. Namun setelah Gresik menjadi kota kabupaten, gedung tersebut kemudian dialihfungsikan sebagai Gedung DPRD Kabupaten Gresik. Perpindahan alih-fungsi tersebut sangat mungkin terkait dengan perubahan status administrasi Gresik dan Kota Kawedanan menjadi Kota Kabupaten, 1974.

According to an interview with Oemar Zainuddin, the current Gresik DPRD building is a remnant of Dutch colonial architecture. Originally, the building served a military purpose, acting as a barracks for the Dutch army. When the Japanese occupation began in 1942, the building was also used as the headquarters for the Japanese army. It seems that, with the political power shift in Gresik, the building's function remained the same. However, after Gresik became a regency, the building was repurposed as the Gresik Regency DPRD building. This change in function is likely related to the administrative shift in Gresik, when it transitioned from a sub-district (Kawedanan) to a regency in 1974.

  • Alamat: Jl. KH. Wachid Hasyim No.5, Bedilan Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Kampung Kemasan

 

Kini, kita memasuki Kampung Kemasan, sebuah kawasan yang terkenal dengan rumah-rumah kuno berarsitektur khas perpaduan gaya indis dan china. Rumah-rumah ini dihiasi ornamen megah dan detail ukiran yang mencerminkan kejayaan masa lampau. Kampung Kemasan adalah simbol harmoni budaya dan warisan sejarah, yang memperlihatkan pengaruh berbagai bangsa yang pernah berdagang dan tinggal di Gresik. Ragam bangunan yang ada di Kampung Kemasan, dapat dikaitkan dari sejarah yang mencatat tentang awal mula keberadaan bangunan-bangunan di sana. Salah satu bukti kalau bangunannya bergaya China adalah terbawa pengaruh dari orang yang pertama kali tinggal di sini. Yakni seorang saudagar dari China yang terkenal sebagai pembuat emas, dia bermama Bak Liong. Karena profesi Bak Liong inish, entah siapa yang memulai dan sejak kapan. Akhirnya kampung ini diberi nama Kemasan.Baru sepeninggal Bak Liong kampung ini sempat mati, hingga akhimya ada seorang pengusaha kult bernama H Djaenceddin BH Cemar. Dia terketuk untuk membeli bangunan-bangunan yang ada di Kampung Kemasan dari tangan Bak Liong. Waktu berjalan, usaha Damar terus berkembang hingga berhasil mendirikan pabrik kulit di Desa Kebungson, letaknya dekat Kemasan. Dan, saat itulah pembeli dari Belanda yang tertarik datang ke Kemasan. Hingga akhirnya menjadi rekanan bisnis Demar, sampai mereka pun memberi saran pada Oemar sekeluarga dalam mendirikan beberapa bangunan di Kampung Kemasan. Ciri khas rumah tersebut memilu banyak kamar mandi antara 20-30 unit dengan berbagai model yang bahan materialnya termasuk unik.

Now, we’re entering Kampung Kemasan, an area famous for its old houses with a unique blend of Indisch and Chinese architectural styles. These houses are decorated with grand ornaments and detailed carvings that reflect the glory of the past. Kampung Kemasan is a symbol of cultural harmony and historical heritage, showcasing the influence of various nations that once traded and lived in Gresik. The different buildings in Kampung Kemasan can be traced back to the history of when these structures first appeared. One of the signs that the buildings have a Chinese style is the influence of the first person who lived here, a Chinese merchant known for making gold, named BakLiong. Due to his profession, it’s unclear who started it or when exactly, but eventually, the area became known as Kemasan. After BakLiong passed away, the village went through a period of decline until a businessman named H Djaenceddin BH Cemar bought the buildings from BakLiong’s heirs. Over time, Djaenceddin’s business grew, and he went on to establish a leather factory in the nearby Kebungson Village, not far from Kemasan. It was then that Dutch buyers started showing interest in Kemasan, eventually becoming business partners with Djaenceddin. They even gave advice to Oemar and his family when it came to building several structures in Kampung Kemasan. The distinctive feature of these houses is the large number of bathrooms, ranging from 20 to 30 units, with unique materials and designs.

  • Alamat: Jl. Raden Santri Gg. 3 No.2 Kebungson, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Gajah Mungkur

                           

Gajah Mungkur bangunan rumah gajah Mungkur bergaya indis yang merupakan perpaduan arsitektur Asia dan Eropa kegunaan dan keunikannya dapat dilihat pada fasetnya yang nampak sangat mewah dibanding bangunan kuno lain disebutnya bangunan dua lantai ini memiliki Bastian yang masih terawat hingga kini pembatas beras dilengkapi pagar tembok berongga dengan pintu berteralis besi bisa dibuka terlipat kedua arah sisi samping kemewahan terlihat dari penggunaan kaca pintu dan jendela yang berukir wanita bergaun Eropa keramik Eropa yang dipasang pada separo dinding bangunan maupun penggunaan jenis tegel bermotif sulur dan geometris rumah kaca Mungkur pertama kali dibangun oleh haji jailan pada tahun 1891 yang merupakan keturunan dari haji Umar bin Ahmad yang juga sukses sebagai saudagar dari salah satu cluster usaha yang berawal dari penyamaan kulit binatang dalam pencatatan sejarah beberapa tokoh penting yang pernah berkunjung.

Gajah Mungkur is a house built in the Indisch style, which is a blend of Asian and European architecture. Its purpose and uniqueness can be seen in its lavish facade, which stands out compared to other ancient buildings. This two-story building still has well-preserved bastions, with a boundary wall and a hollow brick fence with iron-barred gates that can be folded open in both directions. The luxury is evident in the use of glass doors and windows, which feature carvings of women in European dresses, as well as European ceramic tiles that cover half of the building's walls. The house also has tiles with swirling and geometric patterns. Gajah Mungkur was first built by Haji Jailan in 1891, who was a descendant of Haji Umar bin Ahmad, also a successful merchant. He was involved in one of the business clusters that began with animal hide processing. Throughout its history, several important figures have visited this house.

  • Alamat :Jl. Nyai Ageng Arem Arem No.38, Kemuteran, Pekelingan, Gresik (MAP)
  1. Gardu Suling

               

 “Berikutnya adalah Gardu Suling, bangunan ikonik di Kabupaten Gresik yang berfungsi sebagai penyangga alarm penanda bahaya serangan musuh namun setelah Indonesia merdeka bangunan itu difungsikan sebagai penanda buka puasa atau momen-momen tertentu di kota GresikKitty Koesman merupakan pimpinan dari Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteits-Maatschappij (ANIEM) yaitu perusahaan listrik Belanda. Pada tahun 1929, ia membangun Gardu Menara Suling Gresik. Fungsi awal dari bangunan ini adalah sebagai Transformator Huisjeatau rumah Transformator tempat menyimpan alat penurun tegangan listrik. Pada masa selanjutnya bangunan ini memiliki fungsi ganda yaitu alat pengaktifan sirine. Ketika Indonesia memasuki zaman penjajahan Jepang. Bangunan tersebut mengalami renovasi dengan menambahkan bagian atasnya berupa Menara besi. Dan di fungsikan sebagai sirine tanda bahaya jika musuh datang dari sisi laut. Fungsi sirine tanda bahaya berubah tatkala Indonesia memasuki fase kemerdekaan. Bangunan Tersebut difungsikan sebagai penanda buka Puasa atau tanda atas momen tertentu di Gresik.

Next is the Gardu Suling, an iconic building in Gresik Regency that originally served as a support for an alarm system to signal danger from enemy attacks. However, after Indonesia gained independence, the building was repurposed to signal the time for breaking the fast during Ramadan or for certain events in the city of Gresik.  Kitty Koesman, the head of the Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteits-Maatschappij (ANIEM), a Dutch electricity company, built the Gardu Menara Suling in Gresik in 1929. The initial function of this building was as a "Transformator Huisje," or transformer house, where electrical voltage-reducing equipment was stored. Over time, the building took on a dual purpose as an air raid siren. When Indonesia entered the Japanese occupation period, the building was renovated with the addition of an iron tower on top and was used as a siren to signal danger if enemies were approaching from the sea. Once Indonesia entered the independence phase, the function of the siren changed. The building was then used as a marker for breaking the fast during Ramadan or for marking other special moments in Gresik.

  • Alamat: Jalan H.O.S Cokroaminoto Nomor 1, Kelurahan Bedilan Kecamatan Gresik. (MAP)
  1. Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda)

Galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Gresik diresmikan tahun 2024. Terletak di Kawasan Wisata Bandar Grissee, galeri ini di gadang-gadang menjadi etalase bagi produk-produk unggulan asli Kabupaten Gresik. Galeri Dekranasda Kabupaten Gresik yang merupakan salah satu prasarana yang digunakan sebagai tempat untuk memamerkan produk, karya seni, budaya dan tradisi yang ada di Kabupaten Gresik. Selain itu, Galeri Dekranasda ini juga menjadi pusat informasi, edukasi pemasaran dan promosi budaya, tradisi, wisata dan produk-produk unggulan Kabupaten Gresik.

The Gresik Regency National Craft Council (Dekranasda) Gallery was inaugurated in 2024. Located in the Bandar Grissee Tourism Area, this gallery is set to become a showcase for top-quality products from Gresik Regency. The Dekranasda Gallery serves as a venue to display products, artwork, culture, and traditions from Gresik. Additionally, it functions as a center for information, marketing education, and the promotion of Gresik's culture, traditions, tourism, and local products.

  • Alamat: Jl. Basuki Rahmat Bedilan, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Rumah Wakil Bupati Gresik

                   

Kita melewati Rumah Wakil Bupati Gresik, bangunan yang berdiri dengan gaya arsitektur yang klasik namun tetap memancarkan wibawa seorang pemimpin daerah. Rumah ini menjadi simbol pemerintahan lokal dan bagian penting dari sejarah birokrasi Gresik. Bangunan ini merupakan bagian dari tata kota pelabuhan Gresik. Gresik telah berkembang menjadi kota pelabuhan yang ramai pada abad 18-19 M. Ramainya pelabuhan Gresik tersebut telah mendorong bangsa asing untuk datang dan menetap di Gresik. Hal tersebut menyebabkan terintegrasinya berbagai macam gaya arsitektur asing bangunan. Perkembangan yang pesat tersebut membentuk pola tata kota pelabuhan yang khas di Gresik. Salah satunya adalah bangunan Rumah Dinas Wakil Bupati.  Sejarah bangunan ini baru diketahui penggunaannya setelah tahun 1934, yakni sebagai rumah dinas Asisten Residen Surabaya terkait dengan turunnya status Gresik dari kota kabupaten menjadi kota kawedanan. Perubahan status yang semula dari kota kabupaten menjadi kota kawedanan yang bergabung dengan wilayah Kabupaten Surabaya, disebabkan oleh politik desentralisasi yang dilakukan pemerintah Belanda. Sejak tahun 1974, seiring dengan kembalinya Gresik sebagai kota kabupaten, maka rumah tersebut kemudian beralih fungsi sebagai Rumah Dinas Wakil Bupati Gresik.

We pass by the Gresik Vice Regent’s Residence, a building that stands with a classic architectural style while still exuding the authority of a regional leader. This house symbolizes local government and is an important part of Gresik's bureaucratic history. It is also part of the layout of the Gresik port city. Gresik became a busy port city in the 18th and 19th centuries, which attracted foreign nations to settle here. This led to the integration of various foreign architectural styles into the buildings. This rapid growth shaped the unique port city layout in Gresik, one example of which is the Vice Regent's Residence. The history of this building’s use became clear after 1934 when it served as the official residence of the Assistant Resident of Surabaya, following Gresik's shift in status from a regency city to a sub-district city. This change was due to the Dutch government’s decentralization policies. Since 1974, when Gresik returned to being a regency city, the house has functioned as the official residence of the Gresik Vice Regent.

  • Alamat: Jl. Basuki Rahmat No.6-24 Bedilan  Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Kantor Pos

Awalnya bangunan ini dijadikan sebagai asrama anggota VOC yang berada di wilayah Gresik. Namun, pasca VOC bubar pada tahun 1799, banguna tersebut dialih fungsikan menjadi tempat pegawai pemerintah kolonial Belanda di Gresik. Ditemukanya Perangko Surat bertuliskan “Grisse”, berangka tahun 1885, menjadi bukti bahwa di Gresik telah berdiri Kantor Pos. Terdapat juga foto Eks- Asrama VOC telah berubah menjadi kantor pos dan telegraf. Pasca Kemerdekaan difungsikan sebagai kantor pos dan mess pegawainya.

Originally, this building was used as a dormitory for VOC members in the Gresik area. However, after the VOC dissolved in 1799, the building was repurposed as a place for Dutch colonial government employees in Gresik. The discovery of a postage stamp from 1885 with the word "Grisse" is evidence that a post office had been established in Gresik. There is also a photo showing the former VOC dormitory transformed into a post office and telegraph office. After Indonesia's independence, it continued to function as a post office and a staff mess.

  • Alamat : Jalan Basuki Rahmat Nomor 15,17,19, dan 21 Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik (MAP)
  1. Pudak Cap Kuda

                    

Pudak pertama kali diproduksi sebagai home industri sejak 1949 dan berkembang menjadi toko kecil bernama toko pudak Cap Kuda sejak tahun 1950. Usaha ini didirikan oleh Nyonya Tjioee Boen Lay, juga dikenal sebagai Nyonya Tjioe. Pemilihan nama Cap Kuda karena Nyonya Tjioe berharap usahanya akan berkembang secepat kuda, sesuai dengan shio ayahnya, yaitu Kuda. Awal mula Nyonya Tjioe membuat Pudak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya, tepatnya pasca perang kemerdekaan (tahun 1949). Nyonya Tjioe memiliki ide membuat usaha kuliner dengan bahan dari sekitar tempat tinggalnya. Ide sederhana Nyonya Tjioe memanfaatkan tepung beras dibuat bubur kental, diberi gula dan santan kelapa, lalu dibungkus dengan ope (pelepah daun pinang). Pudak buatan nyonya Tjioe inilah yang populer hingga saat ini, semua Pudak yang ada di Gresik mengacu pada Pudak buatan nyonya Tjioe, mulai dari bahan dasar, cara pembuatan, hingga bentuk dan pengemasannya yang menggunakan bungkus ope. Oleh karena itu, nyonya Tjioe dianggap sebagai pencipta/penemu kuliner Pudak. Asal usul nama Pudak hingga saat ini belum ditemukan karena belum ada kajian historis. Berdasarkan foklor yang berkembang di masyarakat Gresik menyatakan, nama pudak terinspirasi dari nama bunga tumbuhan Pandan Laut (pudak) yang tumbuh di pesisir utara Jawa Timur dan pohon Siwalan.

Pudak was first produced as a home industry in 1949 and grew into a small shop called Toko Pudak Cap Kuda starting in 1950. This business was founded by Mrs. Tjioee Boen Lay, also known as Mrs. Tjioe. The name "Cap Kuda" was chosen because Mrs. Tjioe hoped her business would grow as quickly as a horse, in line with her father's zodiac sign, which was the Horse. Initially, Mrs. Tjioe started making Pudak to improve her family's well-being, especially after the independence war (in 1949). She had the idea to create a culinary business using ingredients from around her home. The simple idea involved using rice flour to make a thick porridge, adding sugar and coconut milk, then wrapping it in ope (the leaves of a betel palm). The Pudak made by Mrs. Tjioe became so popular that it is still the standard for all Pudak in Gresik today, from the ingredients, the preparation method, to the shape and packaging, which still uses the ope wrapper. Because of this, Mrs. Tjioe is considered the creator/inventor of Pudak. The origin of the name "Pudak" is still unknown as there has been no historical study on it. According to local folklore in Gresik, the name Pudak is believed to be inspired by the name of a flower, the Pandan Laut (pudak), which grows along the northern coast of East Java, and the Siwalan tree.

  • Alamat : JL. Aipda Karel Sasuit Tubun No.21, Pulopancikan, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. . Kawasan Pecinan (Klenteng Kim Hin Kiong) 

“Kawasan Pecinan Gresik adalah bukti hidup dari akulturasi budaya Tionghoa yang telah menjadi bagian dari masyarakat Gresik selama berabad-abad. Anda akan menemukan bangunan-bangunan tua yang masih terawat, toko-toko dengan dekorasi khas Tionghoa, serta suasana yang penuh kehangatan dan semangat kekeluargaan. Klenteng ini berada di sebuah gang di perkampungan pecinan yang sekarang mulai berbaur dengan perkampungan Arab. Letaknya yang berdekatan dengan alun-alun Gresik membuat klenteng ini mudah untuk dikunjungi. Meskipun Klenteng Kim Hin Kiong tidaklah begitu besar, akan tetapi memiliki arsitektur yang khas dengan dominasi warna merah dan kuning. Di bagian depan klenteng terdapat gerbang kecil dan tidak begitu tinggi yang bertuliskan Tempat Ibadat Tri Dharma Gresik Kim Hin Kiong, serta di sebelah kiri dan kanannya terdapat pagoda, juga ada dua patung singa (coksay). Pada ruang utama, terdapat altar untuk pemuja patung/arca Dewa Thian San ang Boo yang di sekelilingnya ornamen dan perlengkapan sembahyang. Pada bagian dengan aneka lampion khas Cina, sedangkan, di bagian sisi terdapat sebuah hiolo yang lumayan besar berwarna keemasan. Di samping kiri kanan hiolo terdapat ornamen kepala naga yang ditopang oleh empat kaki hiolo. diben plafondit tengahnya. Di bagian kanan dari pintu gerbang terdapat altar pemujaan. Sedangkan di sebelah kiri dari bangunan utama klenteng, terdapat halaman yang diperuntukkan parkir yang dilengkapi dengan sarana untuk menampilkan berusia tua, wayang Po Te Hi. Meski namun klenteng ini masih cukup terawatt dan menarik.

The Gresik Chinatown area is a living testament to the cultural assimilation of the Chinese community, which has been a part of Gresik for centuries. Here, you’ll find well-preserved old buildings, shops with distinct Chinese decorations, and an atmosphere filled with warmth and a strong sense of family. This temple is located in an alley within the Chinatown neighborhood, which is now starting to blend with an Arab neighborhood. Its proximity to the Gresik town square makes the temple easy to visit. Although Kim Hin Kiong Temple isn't very large, it has distinctive architecture with dominant red and yellow colors. At the entrance, there is a small gate that isn't very tall, with the inscription "Tempat Ibadat Tri Dharma Gresik Kim Hin Kiong" (Tri Dharma Place of Worship Gresik Kim Hin Kiong). On either side of the gate, there are pagodas and two lion statues (coksay). Inside the main area, there's an altar for worshiping the statue of the God Thian San ang Boo, surrounded by ornaments and worship tools. The area is decorated with various Chinese-style lanterns, and on the side, there is a large golden-coloredhiolo (incense burner). On each side of the hiolo, there are dragon head ornaments supported by four feet. On the right side of the gate, there is a worship altar. Meanwhile, to the left of the main temple building, there is a yard used for parking, which also features a display of the old Po Te Hi puppet show. Despite its age, the temple is still well-maintained and quite captivating.

  • Alamat: Jl. DR. Setia Budi Gg. Klentheng No.56 Pulopancikan, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  1. Gedung Nasional Indonesia (GNI)

Perjalanan kita berakhir di Gedung Nasional Indonesia (GNI), merupakan gedung pertunjukan kesenian tertua yang pertama kali dibangun oleh pemerintah di kabupaten Gresik pembangunan gedung Nasional Indonesia atau GNI ini berawal dari keinginan masyarakat Gresik untuk memiliki gedung yang dapat digunakan untuk kegiatan kesenian para ahli cagar budaya menyimpulkan bangunan ini secara desain memang dipersiapkan sebagai gedung pertunjukan dengan adanya ruang penonton panggung ruang rias artis dan dua bilik loket karcis di sisi muka gedung DNI dibangun atas prakarsa bapak aspirun atau asisten bejono camat Gresik saat itu proses pengerjaannya pun dimulai pada tanggal 17 Agustus 1960 dan ditandai dengan prasasti peletakan batu pertama oleh Raden sukarso yang pada saat itu menjabat sebagai bupati kepala daerah tingkat 2 Kabupaten Surabaya sejak berdirinya sampai dengan sekitar tahun 2000-an yang telah digunakan oleh banyak seniman Gresik ataupun grup kesenian dari luar Gresik diantaranya grup ludruk patola Surabaya dan lain-lain. Dan mengalami renovasi di tahun 2020 sampai dengan 2022. Saat ini gedung tersebut digunakan untuk pementasan grup seni dan budaya siswa sekolah maupun umum.

Our journey ends at the Gedung Nasional Indonesia (GNI), the oldest performing arts building in Gresik. It was the first government-built cultural venue in the region. The construction of GNI began from the desire of the Gresik community to have a space for artistic activities. Heritage experts have concluded that the building's design was indeed intended for performances, as it includes an audience hall, a stage, a dressing room for artists, and two ticket booths at the front of the building. The GNI was built through the initiative of Mr. Aspirun, the assistant to the Bejono subdistrict head of Gresik at the time. Construction started on August 17, 1960, marked by the laying of the foundation stone by Raden Sukarso, who was the regent of Surabaya at that time. From its opening until the early 2000s, the building was used by many artists from Gresik, as well as artistic groups from outside Gresik, such as the Ludruk Patola group from Surabaya, among others. The building underwent renovation from 2020 to 2022. Today, the building is used for performances by school students and various cultural groups, both local and general public.

  • Alamat: Jl. Pahlawan No.58, Tlogobendung, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik (MAP)
  • Jam Operasional : Setiap Hari ( Menyesuaikan Jam Sewa )

 

 

Terima kasih telah bergabung dalam perjalanan bersama Bus Wisata Heritage Bandar Grissee. Kami berharap Anda menikmati pengalaman berkeliling kawasan heritage Gresik dan menambah wawasan tentang kekayaan budaya serta sejarah kota ini. Kami ingatkan agar seluruh penumpang tetap berhati-hati selama perjalanan dan menjaga barang bawaan masing-masing. Patuhi instruksi dari pemandu wisata, terutama saat turun atau naik bus di lokasi pemberhentian. Semoga perjalanan ini meninggalkan kesan mendalam dan bermanfaat. Sampai bertemu kembali dalam petualangan wisata kami selanjutnya!

Thank you for joining the Heritage Bandar Grissee Tour. We hope you enjoyed the experience of exploring the heritage sites of Gresik and gained a deeper understanding of the city's rich culture and history. We’d like to remind all passengers to stay cautious during the journey and keep an eye on your personal belongings. Please follow the instructions from the tour guide, especially when getting on or off the bus at stop locations. We hope this trip leaves a lasting impression and is helpful. We look forward to seeing you again on our next adventure! Byeee….

 

Hubungi Kami
Logo

Situs kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Silakan menyetujui Kebijakan Privasi untuk pengalaman terbaik.