Dimalam ke 23 Ramadhan ada tradisi unik yang hanya ada di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur. Tradisi itu dikenal dengan Sanggring yaitu memasak kolak ayam. Uniknya tradisi khas warga Gumeno ini ialah juru masaknya mulai dari meracik bumbu, memasak hidangan hingga penyajiannya semua dilakukan oleh laki-laki.
Kuliner yang merupakan peninggalan Sunan Dalem salah satu putra dari Sunan Giri yang telah berusia 499 tahun. Hinga kini tradisi warisan leluhur ini masih tetap dijaga kelestarianya oleh warga desa Gumeno. Tradisi warisan budaya leluhur ini konon bermula Kanjeng Sunan Dalem atau Sunan Giri I yang sedang sakit dan tidak satu pun ditemukan obat mujarab untuk menyembuhkan. Hingga dibuat ramuan kolak bercampur ayam.
Secara filosofis kata Sang berarti Raja, dan Gring (Gering) berarti sakit. Sanggring bermakna obat untuk raja yang sakit. Makanan khas tersebut pertama kali ada pada 22 Ramadan 946 H atau 31 Januari 1540 M, tetap eksis dan dibudidayakan saat ini.
Ketua Pelaksana Didik Wahyudi menuturkan kegiatan Sanggring tahun ini yang bertema Semarak Sanggring menyongsong 5 abad yang masih eksis dikalangan Masyarakat Gresik sehingga pengunjung acara selalu bertambah sehingga kami menyiapkan lebih banyak porsi kolak ayam.
“Untuk tahun ini kita menyediakan 3200 porsi kolak ayam untuk tamu, yang berasal dari 250 ekor ayam, 740 kg gula merah, 240 kg daun bawang, 600 butir kelapa dan 50 kg jinten,” tutur Didik.
Berbeda dari tahun sebelumnya, dalam rangkaian acara tradisi Sanggring tahun ini juga digelar lebih meriah dengan gelaran festival banjari serta menghadirkan qori’ internasional Sayyid Zulfikar Assyaibani.
Pada acara tersebut dihadiri oleh Ibu Wakil Bupati Gresik Dra. Aminatun Habibah, M.Pd dan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan dan Kepemudaan dan Olahraga Bapak drg. Saifudin Ghozali.
Sementara disambutan Ibu Wakil Bupati Gresik menitipkan pesan agar tradisi ini selalu dilestarikan sampai kapanpun dengan melibatkan serta member pengetahuan tentang tradisi kolak ayam pada generasi muda. Agar tradisi ini tidak hilang tergerus zaman.
“tradisi ini harus kita lestarikan bersama dengan melibatkan generasi muda agar menjadi pengetahuan dan tidak hilang tergerus zaman.” Pungkas Bu Min, Wakil Bupati Gresik.
Kepala Desa Gumeno Hasan Fatoni mengungkapkan dalam tradisi Sanggring biasanya, para tamu yang mengikuti semarak Sanggring di Masjid Sunan Dalem, akan bertandang ke rumah warga setempat dan disuguhi menu yang sama.
“Tradisi ini melayani tamu, dan melestarikan budaya. Semakin banyak tamu, semakin banyak pula sedekah. Harapannya tradisi ini akan selalu ada dan tak lekang oleh zaman,” pungkas Hasan. (frd)