Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No.127, Kebomas, Randuagung, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121

Benteng Lodewijk dan Exotic Mengare

Benteng Lodewijk dan Exotic Mengare

 

Benteng Lodewijk adalah satu-satunya benteng yang dibangun oleh Gubernur Jendral Herman Willem Daendles yang juga diperintahkan untuk membangun Benteng Merak (Jawa Barat) namun tidak pernah terselesaikan. Banteng Lodewijk terletak di sisi barat Selat Madura dan diberi nama Lodewijk untuk menghormati Raja Belanda yang menunjuk Daendles sebagai Gubernur Jendral. Pada versi yang lain, benteng tersebut oleh kalangan Perancis disebut dengan Benteng Loui karena pada saat itu Kerajaan Belanda dikuasai oleh Perancis, Raja Louis. Benteng Lodewijk dibangun pada tahun 1808 M pada bidang tanah yang cukup luas dengan tujuan untuk menjaga sisi Barat Laut pintu masuk menuju Selat Madura. Seorang peneliti lnggris mengatakan bahwa Benteng Lodewijk terletak sekitar 6 mil (± 9.66 Km) dari Kota Gresik dan sekitar 5 mil (± 8.05 Km) dari Ujung Pangkah.  Panjang  benteng  sekitar 400 m dan lebar 250 m, dan dapat menampung sekitar 800 personil prajurit dan dilengkapi dengan 102 meriam.

Akan tetapi, benteng tersebut di hancurkan oleh tentara Belanda pada tahun 1857 M karena pusat pertahanan dialihkan ke Surabaya dengan membangun Benteng Kalimas. Tujuan utama pembangunan Benteng Lodewijk adalah mempertahankan diri dari serangan tentara lnggris karena pada saat itu tentara Belanda menghadapi tentara lnggris yang memaksa untuk masuk perairan Jawa.

Pada akhir tahun 2016, Benteng Lodewijk direkomendasikan sebagai salah satu kawasan Cagar Budaya oleh Tima Ahli Cagar Budaya Kabupaten Gresik. Saat ini masyarakat lokal (Mengare) memanfaatkan banteng Lodewijk sebagai daya tarik wisata yang dikunjungi oleh wisatawan lokal, domestik, dan nasional.

Perjalanan menuju Kawasan Benteng Lodewijk dapat ditempuh dengan dua cara,jalur darat dan laut. Perjalanan jalur darat melewati jalan kampung Dusun Sisir Barat, Desa Tanjungwidoro. Sekitar 150 meter dari jalan utama desa, pengunjung harus melintasi jalan tambak yang sudah dibeton sepanjang 500 meter. Jalan tersebut hanya bisa dilintasi sepeda motor karena lebarnya hanya 1,5 meter. Setelah itu, pengunjung harus menyeberangi Sungai Cemara dengan perahu penyebrangan dengan tarif per orang plus sepeda motor hanya Rp 2 ribu. Untuk jalur laut, pengunjung bisa menyewa perahu nelayan. Tarifnya, Rp 150  ribu  untuk  pulang-pergi.  Pemberangkatan dilakukan dari Dermaga Tanjungwidoro ke arah benteng dan sebaliknya.

STATUS: AKTIF BEROPERASI (klik MAP) 

Atraksi:

Perahu, Spot foto, Berenang, Memancing, Bermain kano, Edukasi bangunan cagar budaya Benteng Lodewijk

Amenitas:

- Akomodasi:-

- Fasilitas:

Gazebo, Area Parkir, Aula, UMKM Desa, Musholla

- Kuliner:

Sembilang Pak Kasan

Aksesibilitas:

- Transportasi: Kendaraan Pribadi, Ojek lokal, Angkutan Desa.

- Terminal Type C Bunder, Stasiun Indro, Pelabuhan Umum Gresik, Dermaga Tajungwidoro.

- Waktu Tempuh dari Alun-alun Gresik: 1 jam (27 km) ke arah utara.

- Kondisi Jalan: Bisa dilalui kendaraan roda 2 dan roda 4.

- Sarana Telekomunikasi:

Website: https://desatajungwidoro.gresikkab.go.id/?cari=mangrove

Ancillary/Kelembagaan:

Dikelola oleh Pemerintah Desa melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

- Pokdarwis Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (Desa Tajungwidoro, Kecamatan Bungah) SK Kepala Dinas No. 556/992/437.59/2022 Tanggal 31 Mei 2022

Data kunjungan wisata online  https://dakuwison.gresikkab.go.id/rekapitulasi/semua-objek-wisata/tahunan


Related Posts


Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan di publikasikan. Inputan yang wajib di isi ditandai *