Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No.127, Kebomas, Randuagung, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121

Jalan Basuki Rahmat (BASRA)

Jalan Basuki Rahmat (BASRA)

  • Gardu Suling (GARLING) (MAP)

Kitty Koesman merupakan pimpinan dari Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteits-Maatschappij (ANIEM) yaitu perusahaan listrik Belanda. Pada tahun 1929, ia membangun Gardu Menara Suling Gresik. Fungsi awal dari bangunan ini adalah sebagai Transformator Huisje atau rumah Transformator tempat menyimpan alat penurun tegangan listrik. Pada masa selanjutnya bangunan ini memiliki fungsi ganda yaitu alat pengaktifan sirine.

Ketika Indonesia memasuki zaman penjajahan Jepang. Bangunan tersebut mengalami renovasi dengan menambahkan bagian atasnya berupa Menara besi. Dan di fungsikan sebagai sirine tanda bahaya jika musuh datang dari sisi laut. Fungsi sirine tanda bahaya berubah tatkala Indonesia memasuki fase kemerdekaan. Bangunan Tersebut difungsikan sebagai penanda buka Puasa atau tanda atas momen tertentu di Gresik.

Berdasarkan SK Bupati No. 028/434/HK/437.12/2020 Gardu Menara Suling Gresik ditetapkan sebagai Struktur Cagar Budaya Peringkat Kabupaten (FILE)

 

  • Galeri DEKRANASDA (MAP)

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, meresmikan Galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Gresik, Kamis (07/03). Terletak di Kawasan Wisata Bandar Grissee, galeri ini di gadang-gadang menjadi etalase bagi produk-produk unggulan asli Kabupaten Gresik.

"Lokasi berdirinya galeri ini memiliki sejarah panjang bagi perekonomian Gresik, bahkan Nusantara. Karenanya, saya berharap adanya galeri ini menjadi salah satu penggerak ekonomi kreatif Kabupaten Gresik," terang Bupati Fandi Akhmad Yani dalam sambutannya. 

Dekranasda Kabupaten Gresik, dinilai Bupati Yani sudah berhasil mendorong Tenun Wedani menjadi salah satu simbol identitas masyarakat Kabupaten Gresik. Keberhasilan ini juga sudah diakui tidak hanya pada tingkat provinsi, melainkan hingga di tingkat nasional. Oleh karenanya, di dalam mewujudkan hal tersebut, Bupati Yani mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan. Dari sisi pemerintah daerah, dukungan bisa berupa memperkenalkan Galeri Dekranasda dan daerah-daerah sentra batik yang ada di Kabupaten Gresik ketika ada tamu dari kabupatem/kota lain. Hal serupa juga diharapkan dilakukan oleh dunia industri dan instansi-instansi lain yang ada di Kabupaten Gresik.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda Kabupaten Gresik Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani menyampaikan bahwa kegiatan peresmian ini menjadi salah satu rangkaian HUT Pemkab Gresik ke-50 dan Hari Jadi Kota Gresik ke-537. Dikatakan bahwa, Galeri Dekranasda Kabupaten Gresik yang diresmikan hari ini merupakan salah satu prasarana yang digunakan sebagai tempat untuk memamerkan produk, karya seni, budaya dan tradisi yang ada di Kabupaten Gresik. Selain itu, Galeri Dekranasda ini juga menjadi pusat informasi, edukasi pemasaran dan promosi budaya, tradisi, wisata dan produk-produk unggulan Kabupaten Gresik.

"Galeri Dekranasda merupakan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dibawah pengelolaan Dekranasda Kabupaten Gresik dalam upaya sebagai mitra pemerintah dalam melestarikan warisan budaya, tradisi, dan karya-karya terbaik budayawan dan karya kreatif para muda di Kabupaten Gresik," terang Ning Nurul. Dalam kegiatan ini, juga dibuka booth pelayanan perizinan bagi pelaku usaha berupa penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, dan pelayanan SNI. Selain itu, dilakukan juga pelayanan kesehatan umum dan lomba melukis damarkurung bagi siswa jenjang SMP dan SMA. (sumber data : link berita)

Sarana Telekomunikasi :

Instagram: @dekranasdagresik,@gallery_dekranasda

 

Mulanya kafe House of De’ Lodji adalah rumah milik Oei Hwa Tjwandari pengusaha Cina di era kolonial. Dia adalah pengusaha tegel dan seng yang cukup berpengaruh di Gresik. Karena pengaruhnya, Pemerintah Belanda membuat rel khusus yang menghubungkan ke perusahaannya tersebut. Pasca Indonesia merdeka, salah satu rumahnya, yang saat ini bernama Kafe House of De’ Lodji, dijadikan markas oleh para laskar dan pemuda di sekitar Gresik, saat menghadapi Agresi Militer Belanda II tahun 1949. Dan kini, rumah tersebut dimiliki oleh alm. H. Adnan

Berdasarkan SK Bupati No. 028/430/HK/437.12/2020 Kafe House of De'Lodji ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten (FILE)

Menurut keterangan warga sekitar, Oemar Zaenuddin (Budayawan Gresik), sumur ini awalnya dibuat untuk mengetahui keberadaan sumber minyak di wilayah  Gresik, tetapi ketika dilakukan pengeboran ke dalam tanah Tidak ditemukan sumber minyak, melainkan hanya sumber air yang melimpah. Keberadaan sumur ini sudah tergambar pada peta situasi Gresik tahun 1824 yang digambar oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Ramainya aktivitas di Pelabuhan Gresik kala itu membuat sumur ini mempunyai peran penting sebagai pemasok kebutuhan air bersih penduduk di sekitar pelabuhan dan kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan. Selain itu, sumur ini juga erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi tangsi militer pada masalalu, sehingga dijuluki sebagai “sumur tangsi” oleh warga sekitar.

Struktur sumur tangsi ini berada di Jalan Basuki Rahmat tepat di median pedestrian jalan. Sebelah Utara objek ini berbatasan langsung dengan Jalan Basuki Rahmat. Batas Timur dan Barat adalah pedestrian Jalan Basuki Rahmat. Batas Selatan adalah kantor Kepolisian Sektor Gresik. Secara bentuk struktur sumur ini mempunyai model yang sederhana yaitu lingkaran simetris dengan penampang cor. Secara keseluruhan, ukuran Sumur tangsi Timur ini mencapai 220 cm. Ketebalan tepian sumur mempunyai ukuran 10cm. Pada bagian lubang Ukuran Penampang masing-masing mempunyai ukuran dan bentuk yang sama, yaitu berbentuk persegi simetris 72 x 62 cm dengan ketebalan lubang sumur 13 cm.

  • Rumah Dinas Wakil Bupati Gresik (MAP)

Bangunan Rumah Dinas Wakil Bupati Gresik adalah bagian integral dari tata kota pelabuhan Gresik yang berkembang pesat pada abad 18-19 M. Sejarahnya terungkap setelah tahun 1934, dimulai sebagai rumah dinas Asisten Residen Surabaya ketika Gresik turun status dari kota kabupaten menjadi kota kawedanan. Perubahan ini dipicu oleh kebijakan desentralisasi Belanda. Sejak tahun 1974, dengan kembalinya Gresik sebagai kota kabupaten, bangunan ini beralih fungsi menjadi Rumah Dinas Wakil Bupati Gresik.

Berdasarkan SK Bupati No. 028/428/HK/437.12/2020 Rumah Dinas Wakil Bupati Gresik ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten (FILE)

  • Kantor Pos Gresik (MAP)

Kantor Pos Gresik, yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, adalah bekas Loji VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) kongsi dagang Hindia Timur Belanda pada masa kolonial Belanda. Bangunan ini mewakili gaya bangunan Indische Empire khas Kolonial Belanda dan hingga kini tetap terawat dan masih dioperasikan sebagai kantor pos. Kantor Pos Gresik Pelabuhan, yang terletak di Kelurahan Bedilan, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, menjadi sorotan media pada tahun 2021 karena masih berdiri sebagai bekas Loji VOC yang bersejarah. Bangunan ini juga merupakan bagian dari kawasan wisata heritage Bandar Grisse Gresik. Awalnya, kantor pos ini digunakan sebagai asarama anggota VOC di wilayah tersebut.

Berdasarkan SK Bupati No. 028/433/HK/437.12/2020 EKS. Asrama VOC ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten (FILE)

  • Perkantoran Gouw Van Naderland Indie (MAP)

Bangunan Bekas Rumah Dinas Bina Marga dibangun oleh Pemerintah Provinsi Belanda. Rumah tersebut sudah terdaftar sejak tahun 1874 (Holip, 1993:1). Menurut Sudi Hariatmoko, bangunan tersebut berfungsi sebagai kantor dari gudang penyimpanan kayu. Pada zaman Pemerintahan Jepang, bangunan tersebut diambilalih dan dijadikan sebagai kantor transit bagi pegawai.

Setelah Indonesia merdeka, bangunan  tersebut dijadikan sebagai kantor perwakilan dan sekaligus sebagai mess pegawai Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Timur. Adapun yang menempati rumah tersebut adalah kepala bagian wilayah kerja Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban. Mess tersebut kemudian menjadi milik perorangan, H. Sardi, pensiunan pegawai Dinas Bina Marga, setelah diadakan lelang di tahun 2001. Di era sekarang, rumah tersebut kemudian difungsikan sebagai rumah hunian keluarga dan sebagai tempat usaha bimbingan belajar. 

Berdasarkan SK Bupati No. 028/435/HK/437.12/2020 Perkantoran Gouw Van Naderland Indie ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten (FILE)

Menurut keterangan warga sekitar, Oemar Zaenuddin, sumur yang dibuat oleh  Pemerintah Kolonial Belanda  ini awalnya untuk mengetahui keberadaan sumber minyak yang berada di wilayah Gresik,  akan tetapi setelah dilakukan pengeboran ke dalam tanah ternyata tidak ditemukan sumber minyak, melainkan sumber air yang melimpah. Keberadaan sumur ini sudah tergambar pada peta situasi Gresik tahun 1824 yang digambar oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Ramainya aktivitas di Pelabuhan Gresik Kala itu membuat sumur ini mempunyai peran penting sebagai pemasok kebutuhan air bersih penduduk disekitar pelabuhan dan kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan. Selain itu, sumur ini juga erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan air  bersih bagi tangsi militer pada  masa lalu, sehingga dijuluki sebagai “sumur tangsi” oleh warga sekitar.

Struktur sumur tangsi ini berada di Jalan Basuki Rahmat tepat di median pedestrian jalan. Sebelah Batas Utara objek ini berbatasan langsung dengan Jalan Basuki Rahmat. Sebelah Batas Timur dan Barat adalah pedestrian Jalan Basuki Rahmat. Batas Selatan adalah Bank Gresik. Secara bentuk struktur sumur ini mempunyai model yang sederhana yaitu lingkaran simetris dengan penampang cor. Secara keseluruhan, ukuran Sumur tangsi Barat ini mencapai 300 cm. Ketika pendataan terakhir tepian sumur ini sudah sejajar dengan pengecoran pedestrian di median Jalan Basuki Rahmat sehingga tidak terlihat Ketebalan tepian sumur. Pada bagian lubang penampang masing- masing mempunyai ukuran dan bentuk yang sama,  yaitu berbentuk Persegi simetris 74 x 62 cm dengan ketebalan lubang 13 cm.

Hidran ini ditemukan pada saat Pemerintah Gresik melakukan revitalisasi untuk wisata Heritage di Kawasan Jalan Basuki Rahmat. Hal yang ditemukan dari dalam prosesi eskavasi adalah sebuah Tulisan “B&R” dan angka “1909” pada penampang hidran. Tulisan “B&R” merupakan inisial dari Bopp & Reuther. Setelah ditelusuri lebih lanjut. perusahaan Bopp & Reuther berasal dari Jerman, merupakan perusahaan yang berdiri pada tahun 1872 yang memproduksi pompa dan pipa air, sekarang perusahaan tersebut bernama VAG GmBH. Angka tahun 1909 yang terdapat pada hidran merupakan angka tahun pembuatan. Hidran ini merupakan jenis Hidran Kering, hal ini terlihat sebuah Pir untuk membuka aliran air yang terletak tepat di atas penampang hidran

Hidran ini sebelumnya tertutup oleh taman dan pepohonan, namun mulai terlihat Kembali setelah adanya proyek pembangunan pedestrian di Jl. Basuki Rahmat. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Chandra (warga yang bermukim di sekitar Jalan Basuki Rahmat) dahulu terdapat empat buah hidran yang terletak di: Makam Pahlawan (Jalan Pahlawan), Masjid Jami’ alun-alun, di sekitar pasar, dan di sebelah Polsek Gresik (Jalan Basuki Rahmat). Kondisi hidran saat ditemukan sudah mengalami kemiringan ± 10° ke arah selatan.

  • Pelabuhan Kapal Kayu (MAP)

Pelabuhan Gresik, didirikan sekitar abad ke-13 Masehi, awalnya pantai berpasir. Kedatangan orang Tionghoa pada 1350-1400 Masehi mengubahnya menjadi permukiman baru. Dalam prasasti Karangbogem tahun 1387 Masehi, Bhre Lasem menyebut orang Gresik bekerja di perusahaan tambak. Menurut Ma Huan pada 1433 Masehi, Gresik berkembang pesat setelah 1400 Masehi, menjadi pusat perdagangan utama dengan lebih dari 60 kapal datang setiap tahun. Pelabuhan ini menjadi fokus perdagangan rempah-rempah, makanan, barang dagangan, dan kayu cendana dari Timor. Pada sekitar 1512, Gresik dijuluki "Permata dari Jawa."

Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Gresik, yang didirikan pada tahun 1937, merupakan sebuah bangunan bersejarah. Terletak di Jalan Setia Budi nomor 3, gereja ini telah berdiri selama 84 tahun. Sertifikat kepemilikan gereja ini, dalam bahasa Belanda, tertanggal 4 Juni 1937, dengan nomor 'Beslit Pemerintah no 33', menjadi bukti sejarah berharga yang mencerminkan warisan budaya dan agama yang penting bagi komunitas setempat. Dengan usia dan sejarahnya yang kaya, GPdI Gresik adalah salah satu bangunan bersejarah yang patut dilestarikan dan dihargai sebagai bagian dari identitas kota Gresik.

 


Related Posts