Lokasi : Jl. Sunan Prapen, Pedukuhan, Kebomas, Kecamatan Kebomas (MAP)
Sunan Prapen memiliki nama lengkap Syekh Maulana Fatichal lahir pada tahun 1432 Saka atau 1510 M merupakan putra dari Syekh Maulana Zainal Abidin (Sunan Ndalem) dan cucu dari Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri). Sunan Prapen menjadi pemimpin Giri Kedaton pada tahun 1548-1605 M. Pada masa Sunan Prapen inilah, Giri Kedaton mencapai Puncak Kejayaannya. Sunan Prapen wafat tahun 1605 M dimakamkan di Desa Klangonan. Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Makam Sunan Prapen berada di puncak perbukitan, untuk menuju ke makam Sunan Prapen melewati undakan tangga yang cukup tinggi. Pada undakan tangga ketiga terdapat batu hitam yang disebut dengan nama Watu Anak, menurut kepercayaan masyarakat sekitar batu itu konon bisa membantu pasangan yang ingin mendapat keturunan dengan cara duduk diatasnya. Di puncak bukit terdapat tiga cungkup yang besar dan terpisah-pisah namun berdekatan. Makam Sunan Prapen berada dalam cungkup yang berasitektur unik dengan ukiran seni bernilai tinggi. Makam tersebut terletak satu komplek dengan makam Panembahan KawisGuwo (putra Sunan Prapen) yang memimpin Giri Kedaton pada 1605-1616 dan Panembahan Agung (putra Panembahan KawisGuwo) yang memerintah Giri Kedaton pada 1616-1636.
Pada cungkup makam Sunan Prapen, di tengahnya terlihat undakan dan pintu masuk ke bagian dalam makam sang sunan. Sepasang patung naga bermuka merah berbadan abu-abu berada di undakan masuk makam Sunan Prapen, dengan kedua ekornya di puncak lubang pintu. Ornament bunga dan daun dengan warna dominan hijau merah menghias kiri kanan.
Telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang benda Cagar Budaya dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM. 56/PW.007/MKP/2010 pada tanggal 22 Juni 2010 (FILE)
