Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No.127, Kebomas, Randuagung, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121

Ruang Pamer Lantai 2

Ruang Pamer Lantai 2

1. Islam

 

  • Al-Qur’an merupakan wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan merupakan kitab suci umat islam. Al-Qur’an ini berbahan kertas Eropa dengan menggunakan tinta Cina. Masing-masing berukuran (Al-Qur'an I berukuran 35 Cm X 23 Cm, Al-Qur’an II : 33 Cm X 20 Cm, Al-Qur’an III : 32,5 Cm X 21 Cm, Al-Quran IV berukuran 34 Cm X  22 Cm) dan kondisi tidak utuh. Musof pada Al-Qur’an II diawali dengan Al-Baqarah hingga An-Naba dan Al-Qur’an III diawali dengan Al-Baqarah ayat 74 hinggaa khir jus 29. Keunikan Al-Qur'an I terlihat pada iluminasi dibagian Tengah naskah (Awal surat Al-Khafi) dan tiap surat. Ragam hias berupa suluran, floral, banji, kuba, dan motif khas pesisir lainnya. Warna iluminasi: emas, merah, hijau, biru, kuning, jingga, & hitam. Iluminasi tergolong mewah karena penggunaan warna dan motif yang kompleks. Al-Qur’an II & III terlihat pada iluminasi awal Surat Al-Khafi. Penggunaan ragam hias floral, sisik ikan, gunungan, dan dominasi  warna merah, hijau, biru, emas, dan hitam yang terlihat pada iluminasi naskah yang mencerminkan khas pesisir. Al-Quran IV terlihat pada Iluminasi pada awal surat Al-Khafi pada ke 4 sisi bidang teks, di dominasi warna biru, merah, dan emas dengan motif floral. Iluminasi mewah dengan penggunaan warna dan motif yang kompleks. Kemewahan tersebut sekaligus menunjukkan status sosial pemiliknya. Berasal dari Masjid Ainul Yaqin Sunan Giri Desa Giri Kecamatan Kebomas.

 

 

 

  • Batu Dakon ini merupakan bagian dari unsure jirat struktur sebuah kubur. Pembuatan lubang dakon tersebut nampaknya dilakukan lebih kemudian saat batu ini telah menjadi bagian struktur jirat kubur. Kopleks kubur ini merupakan bagian dari situs pemukiman mojopura yang terletak di tepian bengawan Solo dari masa paling tidak sejaman dengan Kerajaan majapahit dengan bukti disebutkannya nama Mojopuro dalam prasasti trowulan. Bukti arkeologis lain dari situs Mojopuro berupa sumur kuno, Fragemgreabag, fragmen keramik Cina/Tiongkok, Arca Budha dan Arca Dwarapala. Dakon merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara. Berasal dari Situs kubur di Desa Mojopuro Wetan, Kec. Bungah.

 

 

  • Batu Macanan ini merupakan alat permainan tradisional. Batu kapur ini pada bagian atasnya terdapat garis-garis yang membentuk pola permainan macanan. Batu permainan macanan ini ditemukan dalam penggalian penelitian restorasi situs Giri Kedaton. Sehingga para peneliti meyakini bahwa permainan macanan ini telah dikenal dan dimainkan masam penghunian Giri Kedaton. Batu Macanan ini adalah sejenis permainan tradisional di Gresik. Terbuat dari bahan batu kapur, Diatasnya terdapat guratan garis-garis sebagai dasar permainan. Berasal dari Situs Giri Kedaton.

 

 

  • Batu Nisan Leran merupakan pelebelan terhadap nisan yang ditemukan di kompleks kubur Leran Desa Pasucinan, Kecamatan Manyar. Nisan ini pertama kali ditemukan peneliti Belanda bernama Paul Ravaisse. Inskripsi nisan ini terdiri dari 7 baris bergaya tulis Arab Kufi. Pada bagian atas berisi kutipan 2 ayat surat Ar Rahman dilanjut informasi Kematian Fatimah.Batu nisan ini merupakan salah satu inskripsi nisan Fatima binti Maimun, nisan satunya berada di Museum Trowulan Mojokerto. Berbentuk persegi Panjang, tetapi telah terbelah menjadi 2 yang direkatkan Kembali dengan bahan semen. Tulisan yang terpahat telah aus terdiri dari 5 baris tulisan kaligrafi bergaya Kufi tetapi sulit dibaca. Di bagian bawah terdapat hiasan yang sudah tidak jelas terlihat. Berasal dari Kompleks Kubur Leran Desa Pasucinan.

 

 

  • Bedug merupakan salah satu perlengkapamn masjid yang umum ditemukan di Indonesia. Benda ini merupakan alat yang digunakan sebagai penanda waktu sholat sebelum adzan berkumandang. Bahan baku bedug ini terbuat dari satu batang pohon kayu lapis yang di tengahnya diberi hingga tembus kedua sisinya. Diujung keuda sisinya dipasang kulit sapi sebagai membran bidang pukul penghasil bumi. Menurut foklor yang berkembang, bedug merupakan peninggalan dari Maulana Malik Ibrahim. Tokoh tersebut dipercaya sebagai anggota wali songo tertua yang meninggal tahun 1419M. Berasal dari Masjid Desa Pasucinan, Kec Manyar.

 

 

  • Fragmen Sajadah. Koleksi Sajadah di Museum Sunan Giri berupa, fragmen sajadah yang berasal dari makam Sunan Giri. Sajadah tersebut, biasanya dipergunakan Sunan Giri untuk menunaikan ibadah pada saat masanya.  Koleksi ini, menjadi koleksi permanen yang disimpan di Museum Sunan Giri. Berdasarkan teknik pengolahannya dapat disimpulkan bahwa sajadah tersebut berasal dari Timur Tengah. Pecahan sajadah koleksi Museum Sunan Giri berukuran 68 cm x 23 cm. Didominasi warna merah, sulur-suluran berwarna kuning dan berasal dari Timur Tengah. Secara cerita lisan, sajadah tersebut selalu digunakan oleh Sunan Giri Ketika berdakwah di daerah Gresik. Berasal dari Situs Kubur Makam Sunan Giri.

 

 

  • Keris kalam Munyeng merupakan senjata yang dulunya adalah perwujudan kalam yang dipergunakan Sunan Giri untuk membaca Al-Qur’an. Sampai saat ini, keris Kalamunyeng asli disimpan dan dirawat di makam Sunan Giri. Pengunjung masih bisa melihat replika Keris Kalamunyeng itu di Museum Sunan Giri. Replika keris ini, dibuat dari besi tempa perunggu yang memiliki panjang 36 cm, pangkal mata keris dihiasi dengan sulur daunan berlapis emas. Keris ini duplikat dari keris sunan giri, sedangkan aslinya disimpan di kompleks makam Sunan Giri. Keris Kalamunyeng mempunyai sejarah atau riwayat husus, pada awalnya disebutkan bahwa Sunan Giri mempunyai beberapa bilah bambu yang digunakan sebagai sarana untuk membaca kitab suci Al-Quran disebut kalamullah (kalam= alat petunjuk). Berasal dari Situs Kubur Sunan Giri.

 

 

  • Warangka Keris Kalam Munyeng. Keris kalam Munyeng merupakan senjata yang dulunya adalah perwujudan kalam yang dipergunakan Sunan Giri untuk membaca Al-Qur’an. Sampai saat ini, keris Kalamunyeng asli disimpan dan dirawat di makam Sunan Giri. Pengunjung masih bisa melihat replika Keris Kalamunyeng itu di Museum Sunan Giri. Replika keris ini, dibuat dari besi tempa perunggu yang memiliki panjang 36 cm, pangkal mata keris dihiasi dengan sulur daunan berlapis emas. Warangkai Keris ini duplikat dari Keris pusaka Sunan Giri, sedangkan aslinya disimpan di kompleks makam Sunan Giri. Keris kalamunyeng mempunyai sejarah atau Riwayat husus, pada awalnya disebut bahwa Sunan Giri mempunyai beberapa bilah bambuyang digunakan sebagai sarana untuk membaca kitab suci Al-Quran disebut kalamullah (kalam=alat petunjuk). Berasal dari Situs Kubur Sunan Giri.

 

 

  • Naskah Khutbah. Berbentuk buku dalam Bulan Hijriyah, namun kini tinggal 11 buku dimana buku khutbah Bulan Dzulhijjah tidak ditemukan. Materi khutbah kontekstual dengan hari besar dan keutamaan hari dalam Agama Islam. Berasal dari Masjid Ainul Yaqin, Giri. Kec. Kebomas.

 

 

  • Pelana kuda merupakan tempat duduk bagi penunggang kuda yang ditempatkan di punggung kuda. Pelana ini menggunakan bahan utama kayu dengan bidang ikat dan pijakan penunggang kuda terbuat dari besi. Yang kini dipajang dengan penuh kehormatan merupakan warisan dari pengikut Sunan Giri. kita dapat menyaksikan keindahan dan keanggunan pelana itu, saksi bisu dari perjalanan spiritual Sunan Giri yang kini menjadi bagian dari sejarah dan warisan budaya yang berharga. terdapat sebuah pelana kuda dengan bahan utama dari kayu dengan bidang ikat dan pijakan kaki penunggang kuda terbuat dari besi. Pelana ini berukuran panjang 50cm dan lebar 38 cm. Setiap jahitan menceritakan kisah perjalanan yang penuh petualangan, dari dataran rendah hingga puncak gunung. Pelana itu bukan sekadar alat, tetapi juga saksi bisu dari kebersamaan manusia dan kuda, merangkai kisah perjalanan yang memikat dan memancarkan keanggunan tradisional yang abadi. Berasal dari Titipan Wakhaf Masjid Ainul Yaqin, Sunan Giri, Desa Giri. Kec. Kebomas.

 

 

  • Surban. Koleksi lain dari Museum Sunan Giri adalah Surban Sunan Giri, benda ini merupakan peninggalan Sunan Giri yang diyakini dipakai beliau dalam melaksanakan dakwah menyebarkan agama Islam. Surban ini menggunakan teknik tenun, pola hias, dan bahannya termasuk jenis kain salimi yang berasal dari persia. Kain sulaman tangan ini dilengkapi dengan benang emas atau prada, bermotif bunga dan daun daun. Jenis pewarnayang dipergunakan adalah pewarna alami yang diantaranya berwarna putih, biru, merah dan coklat berpola hias motif floral berukuran kecil-kecil. Berdasarkan data foklor surban tersebut merupakan peninggalan Sunan Giri yang konon dipakai beliau dalam berdakwah menyebarkan Agama Islam. Berasal dari Masjid Ainul Yaqin Sunan Giri Desa Giri Kecamatan Kebomas.

  • Terbang adalah alat musik tradisional. Alat musik Nusantara lekat dengan perkembangan kelompok masyarakat yang memeluk Agama Islam. Alat musik rebana dalam seni tradisi masyarakat muslim dimainkan sebagai pengiring syair-syair dari kitab barzanji atau ajaran Agama Islam. Terbang koleksi museum Sunan Giri yang konon di  pergunakan sebagai salah satu bentuk media dakwah.Alat musik berbentuk lingkaran yang digunakan sebagai pengiring syair-syair dari kitab barzanji atau syair musik yang materinya bersumber kepada ajaran Agama Islam. Berasal dari Masjid Ainul Yaqin Sunan Giri Desa Giri Kecamatan Kebomas.

 

  • Tombak terdiri dari bidang pegangan panjang berbahan kayu dan mata tombak berbahan logam besi di salah satu sisinya. Salah satu tombak berbentuk canggah dengan dua mata tombak berbentuk setengah lingkaran yang bisa ditangkupkan. Menurut keterangan takmir masjid, tombak ini merupakan bagian dari senjata Dinasti Giri. Berdasarkan jenisnya, tombak tersebut lebih difungsikan praktis dalam keseharian oleh kalangan umum atau pasukan di Dinasti Giri. Berasal dari Masjid Ainul Yaqin, Desa Giri, Kecamatan Kebomas.

 

  • Umpak ini awalnya dipergunakan sebagai umpak bangunan pendopo pada kompleks kubur Sunan Giri. Gaya hias ukirnya bermotif karang sebagai gaya hias ukiran yang banyak berkembang pada masa periode Islam. Penggunaan hias ukir semacam tersebut juga diduga sangat terpengaruh pada lingkungan pesisir dimana karang (coral) merupakan habitat laut. Berasal dari Situs Kubur Sunan Giri, Desa giri, Kec. Kebomas.

 

2. Kolonial

 

  • Baki ini berbahan tembaga yang berdasarkan bentuknya merupakan produk lokal. Konon baki ini dipergunakan sebagai tempat menaruh bunga peziarah di kompleks kubur Sunan Giri. Baki oval dengan tepian meninggi. Sisi Tengah yang berfungsi sebagai wadah mencekung dengan dasar pantatnya sebagai alasnya. Berasal dari Cungkup Kubur Sunan Giri.

 

  • Fragmen Keramik Cina Dinasti Min. Fragmen setengah bagian alas mangkuk dengan alas tinggi. Bermotif garis lengkung dan diagram lingkaran di tengahnya warna biru khas keramik Dinasti Ming abad ke XIV-XVII. Berasal dari Situs Benteng Lodewijk.

 

  • Fragmen Keramik Cina Dinasti Qing 1 & 2. Fragmen 1 bagian tengah alas piring. Bermotif bunga dan lingkaran di tengah, warna biru khas keramik Dinasti Qing abad ke-XVII. Fragmen keramik Dinasti Qing 2 ditemukan pada abad ke-XVII bagian Tengah alas dan bibir mangkuk berwarna putih polos dan beralas tinggi. Berasal dari Situs Benteng Lodewijk.

 

  • Fragmen Keramik Thailand merupakan temuan permukaan disepanjang pantai sekitar benteng. Merupakan fragmen piring keramik Sisatchanalai dari abad ke XV, berwarna coklat karamel polos, berglasir seladon, beralas tinggi. Berasal dari Situs Benteng Lodewijk.

 

  • Guci Keramik Thailand merupakan salah satu benda yang banyak ditemukan di Indonesia. Benda ini merupakan alat yang digunakan sehari-hari untuk tempat air dan garam. dan pada masa lampau benda ini dibawa oleh pelayar asing yang digunakan sebagai komoditi perdagangan. Berdasarkan bahan baku guci berupa kaolin, bentuk dan warna benda ini diperkirakan berasal dari Thailand abad 18M. Berasal dari Masjid Ainul Yaqin, Desa Giri dan Sitaan KPPP dari P. Bawean.

 

Lampu Asterolef I

 

Lampu Asterolef II

  • Lampu Asterolef. Lampu Gantung koleksi Museum Sunan Giri merupakan lampu gantung dari masa kolonial yang konon dipergunakan sebagai penerangan di kubur Sunan Giri. Bahan bakarnya menggunakannya minyak kelapa dengan sumbu kapas. Konon ampas minyak kelapa dari lampu ini dipercaya bisa dipergunakan sebagai obat penyakit kulit dan luka. Berasal dari Cungkup Kubur Sunan Giri, Desa giri, Kec. Kebomas.

 

  • Mangkok Thailand merupakan Temuan ekskavasi pemugaran situs Giri Kedaton tahun 2004. Mangkok Keramik berwarna dasar putih berglasir. Berdasarkan bentuk dan bahan nyayang kasar tanpa hiasan menunjukan ciri keramik produksi massal yang diperuntukan untuk masyarakat umum. Mankok keramik ini berasal dari Sawankhalok Thailand dan banyak dijadikan sebagai komoditas dagang ke berbagai negara termasuk Nusantara. Berasal dari Situs Giri Kedaton.

 

Pedupan 1 dan 2

  • Pedupaan ini menggunakan bahan logam tembaga dalam kadar yang berbeda. Berdasarkan model bentuknya, pedupaan yang berlepek dan bertutup, merupakan jenis pedupaan Timur Tengah. Benda ini awalnya dipergunakan sebagai tempat membakar dupa yang berfungsi sebagai pewangi ruangan. Pedupaan ini terbuat dari bahan logam. Secara umum terdiri dari bagian kaki dan badan yang merupakan wadah pedupanya. Sekeliling badan berhias suluran. Bagian tutup hilang yang tersisa engselnya. Dari ketiga kaki, satu kakinya hilang. Berasal dari Cungkup Kubur Sunan Giri.

 

Pedupan 3

  • Pedupaan ini menggunakan bahan logam tembaga dalam kadar yang berbeda. Berdasarkan model bentuknya, pedupaan yang besar tanpa tutup merupakan pedupaan lokal. Benda ini awalnya dipergunakan sebagai tempat membakar dupa yang berfungsi sebagai pewangi ruangan. Berasal dari Cungkup Kubur Sunan Giri.

 

  • Piring Keramik. Piring ini berwarna dasar putih berglasir. Pada sisi atas piring terdapat hiasan floral Eropa berwarna hijau. Piring berbentuk bulat sebagai wadah makanan. Keramik berbahan Kaolin. Piring makan bergambar pemandangan (lanskap Eropa), motif di bawah glasir warna hijau. Piring ini berasal dari Eropa abad 19. Berasal dari Masjid Ainul Yakin Sunan Giri Desa Giri Kecamatan Kebomas.

 

  • Piring Oval. Piring ini berwarna dasar putih berglasir. Pada sisi atas piring terdapat hiasan lanskap Eropa berwarna biru. Piring berbentuk oval dan berukuran lebih besar difungsikan sebagai wadah buah atau lauk. Keramik berbahan Kaolin. Piring berbentuk oval, motif di bawah glasir warna biru bergambar pemandangan (lanskapEropa). Piring ini berasal dari Eropa abad 18. Berasal dari Masjid Ainul Yakin Sunan Giri Desa Giri Kecamatan Kebomas.

 

  • Berbahan utama glass dengan logam. Tempat bumbu ini terdiri dari 3 wadah yang ditempatkan dalam sebuah tatakan khusus yang juga berbahan paduan antara glass dan logam. Wadah 1 memiliki beberapa lubang kecil diatasnya sebagai tempat keluarnya merica, wadah 2 memiliki satu lubang diatasnya sebagai tempat keluarnya garam dan wadah 3 memiliki satu lubang diatasnya sebagai tempat keluarnya kecap dan dilengkapi dengan tutup. Berasal dari Hibah dari warga Jawa Barat.

 

  • Tempat Sendok. Bagian tatakan bawahnya berupa keramik Eropa yang berwarna dasar putih berglasir dengan hiasan bunga yang dilukiskan dengan menggunakan warna hitam, biru, dan merah. Pada bagian Tengah keramik terdapat tiang penyangga sendok berbahan logam yang pada bagian atasnya dilengkapi tiga penyangga sendok mengeliling. Berasal dari Hibah dari warga Jawa Barat.

 

  • Vas/Pot Bunga Thailand. Keramik ini merupakan vas/pot bunga. Berbahan dasar warna coklat dan berglasir hijau yang tidak merata keramik ini adalah keramik Sisatchanalai sekitar abad ke XV-XVI yang diproduksi di Sawankhalok - Thailand. Berasal dari Hibah dari Maafulah - Mriyunan, Sidayu, Kab. Gresik.

 

 


Related Posts


Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan di publikasikan. Inputan yang wajib di isi ditandai *